Senin, 15 April 2013

one room living (perspektif)





one room living





Pelaku Aktifitas Keb. Aktivitas Dimensi Keb. Ruang Persyaratan Ruang Besaran Ruang Zona Ruang
Penghawaan Pencahayaan Antropometri
Laki-laki, 25 thn Tidur Tempat tidur 200x150x50 one room living alami : jendela, pintu alami : jendela   tempat tidur : 3 m2 rest
Nakas 40x40x25 buatan : AC buatan : lampu TL nakas : 0,16 m2
  Nonton Meja tv 250x50x200 one room living alami : jendela, pintu alami : jendela   meja tv : 1,25 m2 sosialisasi
relax chair 120x65x80 relax chair : 0,78 m2
Karpet 350x175 buatan : AC buatan : lampu TL  
sofa  180x88x80 sofa : 1,5 m2
  Mengerjakan Pekerjaan Meja 120x50x75 one room living alami : jendela, pintu alami : jendela   meja : 0.6 m2 bekerja
Kursi   buatan : AC buatan : lampu TL  
  Berhias Lemari pakaian 150x50x250 one room living alami : jendela, pintu alami : jendela   lemari pakaian : 0,75 m2 dressing
Lemari sepatu 100x50x80 buatan : AC buatan : lampu TL lemari sepatu : 0,5 m2
  Membersihkan diri Shower + bathup 200x70x50 Kamar Mandi alami : jendela, pintu alami : jendela    bathup : 1,4 m2  shower
Lavatory 65x50x100 buatan : exhaust fan buatan : lampu TL lavatory : 0,3 m2
  masak kitchen set L = 60, T = 90 Dapur alami : jendela, pintu alami : jendela   bervariasi kitchen
buatan : AC buatan : lampu TL
  makan meja 120x60x120 Dapur alami : jendela, pintu alami : jendela   meja : 0,72 m2 kitchen
kursi 40x40x100 buatan : AC buatan : lampu TL kursi : 0,16 m2

Jumat, 12 April 2013

one room living (programming)


DATA PENGGUNA


Nama                              : James
Usia                                : 25 tahun
Jenis kelamin                  : Laki - laki
Status perkawinan          : Single
Status ekonomi               : Menengah - atas
Karakter/sifat pengguna : Pendiam
Pekerjaan                        : Dokter
Hobby                            : Baca buku, photography
Interest                            :Warna : Coklat, hitam, putih
                                                    Ruangan Ideal: Minimalis ( simple & modern )





 One : satu atau tunggal

Room : tempat seseorang atau banyak orang untuk melakukan kegiatan
Living : tinggal, menetap

One room living : tempat tinggal (terdiri atas kamar duduk, kamar tidur, kamar mandi, dapur, dsb) yang berada pada satu lantai bangunan bertingkat yang besar dan mewah, dilengkapi dengan berbagai fasilitas.


Tujuan desain :

Perancangan one room living bisa dikatakan adalah hunian yang paling tepat bagi kaum muda yang produktif dan selalu bergerak cepat, karena tidak membutuhkan perawatan khusus karenya ruangannya tidak begitu luas. Kebutuhan akses yang cepat ke berbagai tempat pusat kegiatan pun menjadi alasan dipilihnya one room living ini.

Konsep desain:

Konsep yang digunakan dalam perancangan one room living ini adalah desain yang minimalis, sesuai dengan karakteristik pengguna ruangan itu. Konsep minimalis mewakili gaya hidup sekarang yang serba cepat, praktis, ringkas, efektif, dan efesien tetapi mengutamakan kualitas.


Furniture :
Furniture adalah benda yang diperlukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Ruangan yang besar dapat diisi dengan berbagai macam desain furniture. Penempatan furniture minimalis dapat memberikan efek kelegaan pada ruangan. Tetapi harus diperhatikan juga bila ruangan tersebut terlalu banyak ruang yang kosong, akan memberikan kesan ‘dingin’.

Warna :

Warna cat haruslah selaras dengan ide konsep minimalis. Secara konsep minimalis warna-warna yang digunakan tentulah seminimal mungkin, tidak saja dari segi jumlah warna yang digunakan -tetapi juga kekutan (tone) warna tersebut. Konsep desain ini menggunakan warna-warna yang besifat netral dan lembut seperti warna putih, hitam, atau warna-warna pastel untuk dinding/tembok atau elemen lainnya seperti plafon, kusen dll. Khusus untuk kusen yang terbuat dari bahan kayu, mungkin dapat digunakan cat politur atau vernis yang menonjolkan warna natural dari bahan kayu tersebut. Penggunaan banyak warna yang berlebihan tentunya akan membuat rumah terkesan riuh & ramai, sehigga ketenangan dari konsep minimalis tidak akan dapat dirasakan. Untuk perabot atau furniture memiliki warna yang selaras dan senada dengan warna tembok, lantai, dan plafon. Sehingga interior secara keseluruhan akan lebih terlihat dan terasa lebih harmonis.



Dinding :

Desain dinding pada one room living ini akan menggunakan wallpaper dengan konsep warna yang disesuaikan dengan zona ruang dan furniture.

Lantai:

Material lantai akan menggunakan keramik atau granit untuk semua tempat, kecuali untuk area toilet akan menggunakan material keramik yang berstektur kasar agar aman untuk dilewati.

Pencahayaan:

Pencahayaan pada one room living ini akan menggunakan general lighting, downlight. Pencahayaan pada ada siang hari dapat dibantu dengan menggunakan cahaya alami dari jendela.

Penghawaan:

Penghawaan pada one room living ini bisa didapat dari luar / alami, seperti dari jendela dan pintu. Ruangan ini akan menggunakan air conditioner (AC).












Jumat, 22 Februari 2013

SUSTAINABLE BUILDING, ECO-DESIGN



Sustainable building adalah bangunan yang dirancang, dibangun, dan dioperasikan sekecil mungkin dampakya terhadap lingkungan, atau justru membuat dampak positif terhadap lingkungan, seraya meningkatkan kesehatan, kesejahteraan dan kualitas hidup penghuni / pemakainya. (lighthouse sustainable building center;2005). Hal ini sesuai dengan definisi yang muncul pertama kali di tahun 1987, pada the UN Brundtland Report, menyebutkan definisi resmi Sustainable Development (konsep pembangunan berkelanjutan) adalah pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan sekarang tanpa kompromi dengan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya.  
Manusia, ruang-bangunan, dan lingkungan menjadi bagian kesatuan ekosistem. Sirkulasi yang seimbang antara aktivitas manusia, wujud dan penggunaan ruang, serta sumber daya akan menghasilkan keseimbangan mikro antara manusia, ruang-bangunan, dan lingkungan sekitar. Faktor-faktor ekologi yang diperlukan untuk mendukung pembangunan yang berlanjut sebagai berikut (Soemarwoto, 2001:161) : 
  1. Terpeliharanya proses ekologi yang esensial. 
  2. Tersedianya sumberdaya yang cukup.
  3. Lingkungan sosial-budaya dan ekonomi yang sesuai.
Demikian pula halnya dengan pembangunan lingkungan fisik berupa proyek bangunan seperti pemukiman dan fasilitas umum seharusnya juga memperhatikan ketiga faktor tersebut. Pendekatan ekologi dalam perencanaan dan perancangan bangunan menjadi syarat yang semestinya dipenuhi oleh para pelaku pembangunan fisik, karena hubungan sebuah bangunan fisik dengan lingkungan sekitar tidak dapat dihindarkan dan akan saling memberi dampak yang mungkin tidak bersesuaian jika tidak diselaraskan sejak perencanaan awal. 
Para pelaku pembangunan fisik, diantaranya adalah profesional teknik sipil, arsitek, dan desainer interior merupakan pelaku-pelaku yang berperan dalam perwujudan lingkungan fisik yang baru. Desainer interior utamanya, berperan penting dalam menentukan bagaimana manusia berlaku dan memperlakukan lingkungannya. Secara tidak langsung desainer interior berlaku sebagai penentu aturan atau pola perilaku yang membuat manusia berlaku dalam aktivitasnya. 
Eko-interior sebagai pendekatan perancangan yang berorientasi pada hubungan timbal-balik manusia dengan alam sekitarnya yang terbatas, akan menimbulkan konsekuensi keselarasan terhadap alam sekitar (mikrokosmos) sebagai lingkungan terdekat bagi manusia beraktivitas. 
Alam yang terdiri atas materi bumi (lemah), air (banyu), api (geni), dan udara (angin) dapat dijadikan awalan dalam pembahasan mengenai hubungan timbal-balik bangunan (termasuk interior) dengan lingkungannya. Bumi, dalam hal ini akan dibahas sebagai sumber bahan baku yang akan berlanjut pada pembahasan pemilihan bahan bangunan pembentuk maupun pelengkap ruang. Air, dalam hal ini akan dibahas sebagai sumber daya yang harus dihemat dalam penggunaannya, baik ketika proses pembangunan maupun keseharian pola aktivitas di dalam ruang yang terbentuk oleh rancangan interiornya. Api, dalam hal ini akan dibahas sebagai energi (baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui) yang digunakan dalam perancangan sistem interior dalam upaya efisiensi dan konservasi energi. Udara, dalam hal ini akan dibahas teknik sirkulasi dan maintenance dari instrumen penghawaan ruang agar menjadi efektif dan efisien.